Bangkitnya kembali Ekonomi Islam di awal abad 21
Bangkitnya kembali Ekonomi Islam di awal abad 21
Dalam sejarah ilmu konomi telah terjadi banyak
perubahan yang signifikan. Hal ini terjadi karena tingkat peradaban manusia
yang selalu berubah baik secara cepat maupun berangsur-angsur. Di dalam ilmu
ekonomi kita mengenal tokoh-tokoh seperti Adam Smith dengan karyanya the wealth
of nation, David Ricardo, T. Robert Malthus, dll. Selain itu kita juga mengenal
adanya dua sistem ekonomi yang terkenal dan telah dianut oleh beberapa negara
di dunia yaitu sistem ekonomi kapitalis/liberal yang dianut oleh negara-negara
barat seperti amerika serikat, inggris dan sistem ekonomi sosialis/komunis yang
mayoritas dianut negara-negara timur seperti Cina dan korea (meskipun di jaman
sekarang ini negara Cina dan korea selatan mulai membuka diri terhadap sistem
ekonomi liberal akibat pengaruh globalisasi, sedangkan korea utara tetap pada
sistem ekonomi sosialisnya), dll.
Lantas dimanakah
kontribusi islam dan kaum muslimin dalam mengembangkan dan mempelajari ilmu
ekonomi? Mengapa di buku-buku pelajaran yang telah kita baca sejak SD, SMP,
hingga SMA tidak ada penjelasan tentang sistem ekonomi Islam? Nampaknya hal ini
perlu segera dijawab untuk memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa
sesungguhnya ada fakta yang disembunyikan dalam keilmuan ekonomi di dunia.
Munculnya wacana untuk
meneliti dan mengembangkan sistem ekonomi islam di awal abad ke-21 ini
dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah munculnya rasa
ketidakpercayaan terhadap sistem ekonomi liberal yang merupakan produk dunia
barat dan dianut mayoritas negara-negara di dunia (bahkan inggris yang
merupakan salah satu penganut sistem liberal adalah salah satu yang bersemangat
dalam memunculkan sistem perbankan syariah). Krisis ekonomi tahun 1997/1998
lalu yang mana merupakan ulangan dari krisis yang terjadi sebelumnya pada tahun
1950-an maupun beberapa tahun silam merupakan bukti rapuhnya sistem ekonomi
Liberal.
Para ilmuan dan pemikir ekonomi pun mulai membuka
kembali sejarah keilmuannya berharap untuk menemukan solusi dalam mengatasi
ketidakpastian sistem yang ada saat ini. Ternyata fakta yang tersembunyi mulai
terkuak. Kontribusi kaum muslimin ternyata sangat besar terhadap kelangsungan
dan perkembangan pemikiran ekonomi pada khususnya dan peradaban dunia pada
umumnya. Sebelumnya hal ini kurang diperhatikan karena telah diabaikan oleh
para ilmuan barat pada masa tersebut. Para sejarawan barat telah menulis
sejarah ekonomi dengan asumsi bahwa periode antara Yunani dan Skolastik adalah
steril dan tidak produktif. Misalnya dalam buku ekonomi terkemuka milik Joseph
Schumpeter memulai penulisan sejarahnya dari para filosof Yunani dan langsung
melakukan loncatan jauh selama 500 tahun (dikenal sebagai the Great Gap) ke
zaman St. Thomas Aquinas (1225-1274M). padahal pada masa tersebut peradaban
umat Islam sangat maju bahkan dibandingkan peradaban barat yang pada masa
tersebut masih dalam zaman ‘kegelapan’.(Adiwarman Azwar Karim, SPEI edisi 2,
2004, hlm. 9)
Perlahan tapi pasti ilmu ekonomi Islam mulai
dikenalkan kepada masyarakat dunia dengan beberapa produk yang berhasil
diluncurkan misalnya produk di bidang perbankan dengan hadirnya bank-bank umum
syariah, Unit-unit keuangan maupun pembiayaan syariah, selain itu ada juga
asuransi syariah, dll. Semuanya berkembang dengan pesat karena beberapa hal
maupun perbedaan antara sistem yang syariah dengan sistem konvensional (yang
ada saat ini). Misalnya pada perbankan syariah bunga bank hukumnya haram karena
termasuk riba (dalam hukum Islam, setiap riba/tambahan dilarang). Satu perbedaan
ini memberi dampak yang hebat, yakni pada krisis ekonomi yang melanda tahun
1997/1998 aktivitas bank umum syariah tidak terlalu terpengaruh aktivitasnya
dan tidak merasakan dampak yang hebat bila dibandingkan dengan bank umum
konvensional yang kebingungan mencari dana untuk menutupi beban mereka.
Hingga saat ini semua elemen ekonomi konvensional
di kaji ulang dan di teliti hukum dan kontribusinya agar sesuai dengan syariat
Islam. Dengan menggunakan referensi terpercaya yaitu Al-Qur’an, Hadist, maupun
pemikiran para sahabat dan ilmuan muslim. Adapun kepercayaan para ilmuan barat
untuk mengkaji karya-karya umat muslim sesungguhnya harus dibarengi dengan
unsur penting yang utama yaitu keimanan. Ilmu Ekonomi Islam itu ada dan
dikembangkan oleh orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Pemikir ekonomi di zaman-zaman terdahulu (dimulai dari zaman rasulullah)
berusaha untuk memberikan kontribusinya yang maksimal kepada mashlaha banyak
sebagai bentuk dan tanggung jawabnya sebagai khalifah di muka bumi dan hal
tersebut patut kita teladani. Seharusnya ilmu ekonomi Islam tidak hanya kita
anggap sebagai sarana pemenuhan kehidupan saja melainkan sebagai suatu sistem
kehidupan (way of life). Wallahua’lam bis sawab.
Allah berfirman:
Dan suatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar
harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa
yang kamu berikan dari zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridaan
Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya). (Q.S.: Ar-Rum:
39)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya tertarik dengan tulisan anda mengenai Keuangan.
ReplyDeleteSaya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Perbankan yang bisa anda kunjungi di sini
Saya tertarik dengan tulisan anda. Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis yang bisa anda kunjungi di sini
ReplyDelete