Pengaturan Standar Akuntansi (1)


PENGATURAN STANDAR: MASALAH EKONOMI
          
1.      Pendahuluan
Pengaturan standar adalah sebuah bentuk regulasi yang merupakan tanggung jawab pemerintah atau pihak legislatif suatu negara. Pemerintah secara khusus mendelegasikan tanggung jawab terkait pengaturan akuntansi ke lembaga spesifik, misalnya Bapepam. Lembaga ini juga dapat mendelegasikan tanggung jawab pengaturan standar ke lembaga semi otonom seperti IAI, IASB dan lainnya. Pembuat standar merupakan pihak yang bertindak sebagai mediator antara pihak manajer dan investor yang sedang berkonflik. Masalah fundamental dari teori akuntansi keuangan adalah bagaimana melakukan mediasi yang dapat menggabungkan pelaporan keuangan dan peran kontrak efisien dari informasi akuntansi, atau bagaimana menentukan jumlah hak sosial atas informasi. Jumlah ini terdiri dari selisih manfaat sosial dari informasi dibandingkan dengan selisih biaya yang muncul. Upaya untuk menghasilkan jumlah informasi ini dikenal sebagai yang terbaik pertama (first best).
Pembuatan informasi terbaik pertama mustahil terjadi melalui dorongan pasar saja. Hal ini dikarenakan ada masalah eksternalitas, free riding, dan asimetri informasi. kegagalan pasar yang terjadi pada sekuritas yang dijamin dengan aset baru-baru ini, yang berhubungan dengan kegagalan banyak institusi keuangan telah mengarahkan pada pengaturan yang lebih baik terkait sektor jasa keuangan.
2.      Regulasi Aktivitas Ekonomi
Alasan eksternalitas dan asimetri informasi sering digunakan untuk menjustifikasi regulasi untuk melindungi investor. Pengaturan standar adalah regulasi atas keputussan pembuatan informasi eksternal oleh perusahaan. Dengan mempertimbangkan adanya masalah dalam pembuatan informasi ini, maka akan sangat membantu jika sebelumnya kita mengetahui dua jenis informasi yang dimiliki oleh manajer. Jenis yang pertama adalah proprietary information. Informasi ini, jika dikeluarkan, akan mempengaruhi secara langsung aliran kas perusahaan di masa depan. Contohnya, informasi terkait hak patent, atau rencana strategis untuk akuisisi maupun merger. Jenis yang kedua adalah non-proprietary information. Informasi ini, jika dilepas, tidak akan mempengaruhi secara langsung aliran kas perusahaan. Informasi ini meliputi informasi laporan keuangan, prediksi laba di masa mendatang, penjelasan terkait pembiayaan, dan seterusnya. Audit juga termasuk dalam jenis informasi ini.
3.      Cara-Cara Untuk Karakterisasi Pembuatan Informasi
Informasi merupakan “komoditas” yang kompleks. Pertanyaannya adalah bagaimana kita menjelaskan terkait kuantitas dari informasi yang dibuat? Terdapat beberapa cara untuk menjawab pertanyaan ini.  Pertama, kita bisa berpikir informasi yang lebih baik. Sistem pelaporan yang lebih baik akan menambah penjelasan yang lebih terhadap laporan keuangan yang ada. Misalnya, pelaporan yang lebih baik meliputi pengungkapan catatan yang diperluas, pelaporan informasi segmen, dan seterusnya. Kedua, kita bisa berpikir tambahan informasi. informasi tambahan yang dimaksud adalah pengenalan sistem informasi baru yang melaporkan masalah yang tidak dimasukkan. Misalnya, informasi akuntansi nilai sekarang dari tambahan aset dan kewajiban, informasi keuangan berorientasi masa mendatang, serta pengungkapan risiko perusahaan yang diperluas. Cara ketiga adalah kita bisa berpikir kredibilitas. Inti dari kredibilitas adalah pihak pembaca informasi mengetahui bahwa pembuat informasi punya insentif untuk melakukan pengungkapan yang jujur. Dalam konteks akuntansi, perusahaan yang laporan keuangannya diaudit KAP big four memiliki kredibilitas yang lebih dibandingkan perusahaan yang diaudit KAP diluar big four di mata investor.
4.      Pembuatan Informasi Terbaik Pertama
Dari sudut pandang masyarakat, hak sosial, atau pembuatan informasi terbaik pertama, merupakan jumlah informasi yang memiliki keseimbangan antara manfaat sosial dengan biaya sosial yang dikeluarkan. Manfaat sosial yang dimaksud meliputi keputusan investasi yang lebih baik, kemungkinan biaya modal yang lebih rendah bagi perusahaan pembuat informasi, kinerja pasar yang semakin baik karena kepercayaan lebih dari investor yang didorong menurunnya adverse selection dan moral hazard. Manfaat lain dari pembuatan informasi ini meliputi menurunnya kegiatan monopoli yang didorong oleh perusahaan pendatang setelah memperoleh informasi terkait peluang investasi yang menguntungkan, dapat secara tepat waktu mengidentifikasi perusahaan yang kinerjanya menurun, dan situasi dimana informasi yang dilepas oleh satu perusahaan menghasilkan informasi tentang perusahaan yang lain. Biaya pembuatan informasi meliputi biaya langsung dalam mempersiapkan dan melepas informasi, kemungkinan pelepasan proprietary information, kemungkinan biaya kontrak yang meningkat, misalnya akuntansi fair value meningkatkan kerentanan laba yang lebih tinggi.
5.      Kegagalan Pasar Dalam Pembuatan Informasi
Dalam pembuatan informasi terbaik pertama, kita perlu memperhatikan beberapa faktor yang menyebabkan pasar gagal menghasikan jenis informasi ini yaitu eksternalitas, free riding, masalah adverse selection, masalah moral hazard, dan unanimity.
Ekternalitas adalah tindakan yang diambil perusahaan atau individu yang menggunakan biaya atau manfaat dari perusahaan atau individual lainnya dimana entitas yang membuat eksternalitas tidak dibebankan biaya juga tidak menerima pendapatan. Free riding adalah keuntungan yang diterima oleh perusahaan atau individual yang berasal dari ekternalitas.   Pada adverse selection, terdapat dua versi masalah. Pertama, adanya masalah insider trading, dimana jika terdapat peluang, maka pihak dalam, termasuk manajer akan memperoleh laba yang besar atas transaksi yang dilakukannya dengan menggunakan informasi dalam yang dimilikinya. Versi yang kedua muncul ketika manajer yang mengetahui berita buruk terkait masa depan perusahaan tidak melepas informasi tersebut sehingga dapat menghindari atau setidaknya menunda konsekuensi negatif dari perusahaan.
Berdasarkan temuan dari Bushman, Engel, dan Smith (2006), pendapatan bersih tidak sepenuhnya informatif dalam menilai usaha manajer. Alasannya adalah manajer mungkin dapat menyembunyikan kelalaian dalam tugasnya dan menghasilkan profitabilitas yang rendah, melalui manajemen laba yang oportunis dan/atau melalui pengurangan pengungkapan sukarela. Sehingga, meskipun ada teori terkait pasar tenaga kerja manajerial dan kontrak sebagai insentif, investor juga khawatir terkait moral hazard dan manajemen laba yang buruk.
Karakteristik ekonomi yang menyebabkan kegagalan pasar salah satunya disebabkan kurangnya unanimity, yang berasal dari efek adverse selection dan moral hazard. Jika manajer bekerja dengan baik, maka pemegang saham sepakat menyokong manajer dalam memaksimalkan nilai pasar perusahaan. Ketika pasar tidak berjalan baik akibat dari adverse selection dan moral hazard, maka hasil yang sebaliknya mungkin muncul.
Kesimpulan yang bisa diambil adalah dorongan pasar tidak dapat menyediakan pembuatan informasi terbaik pertama. Sehingga beberapa regulasi diharapkan ada dalam mengatur informasi ini. Akan tetapi, karena adanya keanekaragaman dan kompleksitas dari biaya sosial dan manfaat dari informasi, pihak pembuat regulasi tidak juga dapat mengimplementasikan adanya informasi terbaik pertama. Tampaknya kombinasi dari regulasi dan pembuatan informasi privat dibutuhkan untuk membentuk pasar informasi yang baik.  
6.      Insentif Kontrak Untuk Pembuatan Informasi
Meskipun baik pasar maupun regulasi belum dapat menyediakan pembuatan informasi terbaik pertama, terdapat sejumlah insentif dimana perusahaan ingin membuat informasi. salah satunya adalah insentif dari kontrak yang dimasuki oleh perusahaan. Misalnya, manajer yang memiliki kontrak dengan pemilik menginginkan kompensasi yang dapat diamati, sehingga informasi terkait profitabilitas dibuat sebagai alat ukur kinerja manajer tersebut. Hal serupa berlaku ketika perusahaan mengajukan pinjaman atau hutang, yang memiliki perjanjian didalamnya. Alasan kontraktual lainnya adalah ketika perusahaan akan melepas sahamnya ke publik (IPO), pembuatan informasi privat akan meningkat. Poin utamanya disini adalah perusahaan memiliki insentif pribadi untuk membuat informasi atas kontrak yang dimilikinya, dimana tidak ada pihak regulator yang mendorong pembuatan informasi ini.
Mekanisme kunci untuk pembuatan informasi berdasarkan kontrak telah dikembangkan oleh Ronald Coase (1960). Coase menunjukkan kondisi-kondisi yang dapat menginternalisasikan masalah eksternalitas, sehingga mengurangi kebutuhan terhadap regulasi. Hal ini dikenal dengan Coase Theorem.
7.      Insentif Berbasis Pasar Untuk Pembuatan Informasi
Insentif kedua terkait pembuatan informasi adalah insentif berbasis pasar. Pasar tenaga kerja manajerial secara berkala mengevaluasi kinerja manajer. Akibatnya, manajer yang melepas informasi yang salah, tidak lengkap, atau bias dapat merusak reputasi mereka. Insentif serupa disediakan oleh pasar modal. Manajer termotivasi oleh reputasi dan pertimbangan kontrak untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga mereka melepas informasi ke pasar.
8.      Pengamatan Lebih Dekat Terhadap Insentif Berbasis Pasar
terdapat pendapat yang menyarankan bahwa manajer akan melepas seluruh informasi, baik atau buruk. Hal ini dikenal sebagai prinsip pengungkapan. Jika investor yang rasional mengetahui bahwa manajer memiliki informasi, namun tidak tahu apa isi informasi tersebut, mereka akan berasumsi bahwa jika informasi itu baik maka manajer akan melepasnya. Sehingga, jika investor tidak melihat manajer melepas informasi tersebut, mereka akan berasumsi kemungkinan terburuk dan menilai perusahaan lebih rendah. Pendapat ini didorong oleh insentif manajer untuk menjaga harga saham perusahaan tidak jatuh. Meskipun prinsip pengungkapan ini berlaku pada banyak situasi, terkadang prinsip ini juga dapat tidak berjalan dengan baik. Kesimpulan yang bisa diambil adalah sementara prinsip pengungkapan simpel dan memenuhi pendapat adanya pelepasan informasi dalam, prinsip ini gagal dalam beberapa situasi dan tidak dapat dipercaya dalam menyakinkan bahwa perusahaan selalu melakukan pengungkapan penuh.
Kualitas perusahaan yang satu dengan yang lainnya biasanya berbeda. Bagaimanakah manajer mengungkapkan secara kredibel terkait kualitas perusahaan tanpa menimbulkan biaya yang mahal? Dalam akuntansi, sinyal adalah tindakan yang diambil oleh manajer high-type yang tidak akan rasional jika manajer adalah low-type. Persyaratan yang diperlukan adalah sinyal akan berbiaya lebih rendah bagi manajer high-type dibandingkan manajer low-type. Inilah mengapa sinyal memiliki kredibilitas, karena akan tidak rasional manajer yang low-type meniru high-type, dan pasar mengetahui hal ini.
Secara implisit biasanya investor akan bersifat pasif. Mereka hanya bereaksi atas informasi apa saja yang dilepas manajer dalam memutuskan permintaan terhadap sekuritas perusahaan tersebut. Akibatnya, perusahaan memiliki harga yang terproteksi oleh pasar. Akan tetapi mungkin juga bahwa banyak investor yang aktif dalam mencari informasi baik dengan melakukan analisis dan investigasi terhadap nilai perusahaan, memperkerjakan analis keuangan, atau mengawasi pihak internal perusahaan yang memiliki informasi dalam. Hal ini dikenal dengan istilah pencarian informasi privat.
Dalam perspektif akuntansi, tampaknya sulit untuk mengakui bahwa perusahaan tidak memperoleh manfaat dari pengungkapan yang superior. Manfaat tersebut dapat dijelaskan baik dalam teori maupun bukti empiris. Akan tetapi bukti pasti masih sulit didapat. Salah satu masalahnya adalah beragamnya pengukuran terhadap estimasi risiko. Pengukuran ini meliputi kualitas pengungkapan, reputasi manajer, sebaran penawaran, rasio informasi dalam terhadap informasi luar, skala kualitas pelaporan, dan pengungkapan sukarela. Masalah yang kedua adalah mengukur biaya modal. Meskipun terdapat model CAPM, faktor lainnya seperti book-to-market, ukuran perusahaan dan perilaku bias membuat situasi menjadi kompleks. Bisa disimpulkan bahwa sementara banyak bukti yang mendukung manfaat dari pengungkapan superior, sumber-sumber dan perluasan dari manfaat ini masih belum sepenuhnya dimengerti.
9.      Regulasi Terdesentralisasi
Kegagalan pasar dalam pembuatan informasi cukup serius untuk menunjukkan diperlukannya seperangkat regulasi. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah efisiensi dari regulasi bisa ditingkatkan. Salah satu cara adalah dengan memberikan manajer fleksibilitas dalam melakukan pelaporan. Pendekatan ini dikenal sebagai regulasi terdesentralisasi (juga dikenal sebagai pendekatan manajemen) karena kepatuhan disini terdesentralisasikan ke keputusan internal manajemen. Sementara tingkat komparabitilitas antar perusahaan dikurangi, desentralisasi meningkatkan relevansi pelaporan karena mengadopsi keadaan khusus yang dimiliki perusahaan. Pada saat yang sama, reliabilitas mungkin untuk dikendalikan karena jika manajemen ingin mengeksploitasi fleksibilitas yang diberikan, maka perusahaan harus mengubah internal organisasinya.                

Comments

Popular posts from this blog

Info Rekrutmen Admin Kantor Jasa Akuntan

The Beauty of Flower

Antara mimpi, kreatifitas dan takdir