Pengaturan Standar Akuntansi (2)
PENGATURAN
STANDAR: MASALAH POLITIK
1.
Pendahuluan
Tujuan pertama dari bab ini adalah
mereview dua teori regulasi. Yang pertama adalah teori minat publik, mengambil
pandangan bahwa regulasi harus memaksimalkan kesejahteraan sosial. Yang kedua,
teori minat kelompok yang menyarankan bahwa individual dari koalisi atau
institusi akan mengajukan atau melindungi kepentingan mereka dengan melakukan
lobi dengan pemerintah. Koalisi ini dipandang sebagai konflik antar
masing-masing institusi untuk memperoleh bagian manfaat dari regulasi. Tujuan
kedua bab ini adalah mempertimbangkan kriteria bagi pembuat standar yang perlu
dipertimbangkan jika ingin agar standar diterima. Sementara kebergunaan
keputusan dan pengurangan asimetri informasi diperlukan dalam standar, kita
juga perlu melihat bahwa banyak faktor lainnya yang juga diperlukan. Secara spesifik, standar
harus diterima oleh beragam konstituensi. Sehingga diperlukan penanganan yang
hati-hati selama proses pembuatan standar oleh pembuat standar. Selain itu kita
juga harus mempertimbangkan tantangan tambahan dari pelaporan keuangan dan
pengaturan standar yang dihasilkan dari integrasi pasar modal dan konvergensi
standar akuntansi internasional.
2.
Dua
Teori Regulasi
Terdapat dua teori regulasi yaitu
teori minat publik dan teori minat kelompok. Teori minat publik menyarankan
bahwa regulasi merupakan respon terhadap permintaan pasar untuk memperbaiki
kegagalan pasar. Dalam teori ini pihak regulator dianggap memiliki minat
terbaik terhadap kepentingan masyarakat yaitu memaksimalkan kesejahteraan sosial
serta mencapai pembuatan informasi terbaik pertama. Konsekuensinya, regulasi
dianggap sebagai pertukaran antara biaya dan manfaat untuk membentuk operasi
pasar yang meningkat.
Teori regulasi minat kelompok
diperkenalkan oleh Stigler (1971), diikuti oleh Posner (1974), peltzman (1976),
dan Becker (1983) yang memberikan kontribusi pada teori ini. Teori ini
mengambil sudat pandang dimana industri beroperasi dalam kehadiran sejumlah
konstituensi. Beragam konstitensi ini bisa kita anggap sebagai pihak yang meminta
regulasi. Konstituensi juga mungkin melobi untuk melawan regulasi. Misalnya,
perusahaan akan melobi melawan kendali harga jika konsumen melobi untuk
mendukungnya, manajer juga mungkin akan melobi melawan standar akuntansi yang
baru. Akhirnya, teori ini memberikan beberapa prediksi yaitu: 1) pembuatan
badan pengatur standar; 2) aktivitas yang menyebabkan kegagalan pasar tampaknya
akan diregulasi, dipengaruhi oleh permintaan kelompok yang terkena dampak; 3)
pentingnya proses selama pembuatan standar.
Jika harus menentukan, teori
regulasi manakah yang akan diterapkan dalam pengaturan standar? tampaknya teori
minat kelompok dianggap sebagai pembuat prediksi yang lebih baik dibandingkan
teori minat publik. Teori minat kelompok secara formal menyadari adanya konflik
antar konstituensi.
3.
Kriteria
Untuk Pengaturan Standar
Pembuat standar akuntansi bisa
mempertimbangkan faktor peningkatan kebergunaan keputusan dan pengurangan
asimetri informasi. kriteria ini diperlukan meskipun tidak cukup untuk
meyakinkan pengaturan standar yang sukses. Pengatur standar juga perlu
mempertimbangkan ketertarikan legitimasi dari manajemen dan konstituensi
lainnya, serta memperhatikan proses selama pembuatan standar. Akibat masalah
fundemental dari teori akuntansi, tampaknya proses pengaturan standar yang
sesungguhnya akan digambarkan secara lebih baik dalam teori regulasi minat
kelompok daripada teori minat publik.
4.
Asimetri
Informasi Dari Regulator
Baru-baru ini teori regulasi secara
formal menyadari bahwa sebagaimana pihak lainnya, pembuat standar juga
menghadapi asimetri informasi yaitu sebagian besar informasi yang dibutuhkan
regulator seperti informasi keuangan, berada di tangan manajer. Lebih lanjut,
regulator tidak dapat mengamati kerja manajer. Sehingga regulator menghadapi
baik masalah adverse selection dan moral hazard.
5.
Rangkuman
Akuntansi Untuk Integrasi Pasar Modal Internasional
Pelaporan keuangan di negara-negara
lain yang tampak memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan di amerika
utara bukan berarti menggambarkan suatu prilaku oportunistik, melainkan dapat
juga mencerminkan adanya perbedaan dalam budaya, struktur institusional, hingga
keterlibatan pemerintah.
Walaupun begitu, integrasi pasar
modal internasional saat ini telah semakin meningkat. Pasar modal yang lebih
baik ikut berkontribusi terhadap kesejahteraan sosial melalui biaya modal yang
rendah dan investasi domestik yang meningkat. Bukti empiris menyarankan bahwa
regulasi pengungkapan yang kuat dan penyelenggaraan yang memadai dapat
berkontribusi pada operasi pasar yang lebih baik.
Standar pelaporan keuangan yang
berkualitas tinggi, sebagaimana dibuat oleh IASB, memiliki peran dalam menciptakan
pasar yang lebih baik. Bahkan, studi empiris menunjukkan bahwa adopsi standar
IASB diiringi oleh kualitas laba yang lebih tinggi dan investasi asing yang
meningkat. Akan tetapi, adopsi standar IASB tidak dapat berjalan sendiri dalam
menjamin pelaporan kualitas laba yang tinggi. Penerapan standar memerlukan
dorongan yang kuat dari lingkungan regulasi dan peran auditor. Investor dan
pembuat standar perlu mewaspadai perbedaan budaya dan struktur institusional
yang berdampak pada pelaporan aktual. Integrasi standar akuntansi yang lengkap
akan membutuhkan waktu. Untuk sementara, tindakan perusahaan untuk memilih suatu
standar akuntansi berdasarkan pembuat standar tertentu nampaknya tidak perlu
diatur.
Comments
Post a Comment