KORUPSI DAN SOLUSI NOMOR 9.999.999,99


kasus korupsi sudah ada sejak jaman saya lahir sampai sekarang. karena terlalu seringnya pemberitaan tentang korupsi, saya sampai bosan dan merasa tidak heboh begitu ada kasus korupsi baru yang muncul. korupsi pun sudah pernah dilakukan oleh berbagai level jabatan, mulai dari tingkat staf, sampai pada anggota DPR. korupsi begitu populer namun sulit diberantas. lantas solusi apa yang bisa saya tawarkan ke masyarakat?
langkah pertama, identifikasi alasan orang korupsi. beberapa atau bahkan banyak orang yang melakukan korupsi beralasan faktor ekonomi sebagai pendorong utama mereka melakukan tindakan terlarang tersebut. bisa dibayangkan betapa tidak masuk akalnya alasan ini. mengapa? sebagai seorang pengangguran, bisa dapat pekerjaan dan makan dari uang hasil jerih payah sendiri sudah luar biasa Alhamdulillah, lantas mereka yang sudah punya pekerjaan masih saja merasa kurang. apa tidak kurang ajar? alasan kedua adalah gaya hidup yang serba kekurang puasan. kurang puas dengan satu ponsel, beli ponsel lagi. kurang puas dengan ponsel yang lama, beli ponsel lagi. pada akhirnya pengeluaran tidak lagi didasarkan pada kebutuhan melainkan pada keinginan. alasan ketiga, sikap egois dan individualisme yang tinggi. sikap ini mendorong orang untuk memikirkan dirinya sendiri dan tidak memperhatikan kepentingan orang-orang di sekitarnya. hal ini meruntuhkan semangat gotong royong dan mencapai keadilan yang merata sebagaimana terdapat dalam pancasila. 
langkah kedua, mengetahui dampak buruk dari korupsi. dengan langkah ini diharapkan kita dapat sadar dan berusaha memberantas korupsi serta dampak buruk yang diakibatkannya. beberapa dampak buruk yang mungkin terjadi adalah inefisiensi kekayaan negara, penurunan moral warga negara, melebarnya kesenjangan sosial dan ekonomi, dan juga perpecahan dan pemisahan dari NKRI. 
langkah ketiga, mendalami bagaimana korupsi dilakukan serta celah-celah yang mempermudah melakukan hal tersebut. bisa diibaratkan kita berpikir layaknya pencuri yang mahir dalam teknik-teknik mencuri. dengan mengetahui teknik ini, maka kita dapat memahami bagaimana proses korupsi itu terjadi dan modus-modus apa yang biasanya digunakan. tidak bisa memberantas korupsi jika pelaku korupsi (koruptornya) masih lebih licik dan pintar dari aparat penegak hukumnya.
langkah keempat, merancang solusi yang tepat, efektif dan efisien. tugas ini membutuhkan kreativitas tinggi dalam mengakali pencuri uang negara. dalam perusahaan biasanya aksi pencurian aset dicegah dan diatasi melalui tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan hal ini juga dapat diterapkan di pemerintahan. negara memiliki keuntungan lebih karena dari segi sumber daya manusianya telah dihuni oleh orang-orang terbaik dan pilihan masyarakat Indonesia. sehingga yang selanjutnya menjadi tantangan adalah korupsi berjamaah atau yang dikenal sebagai kolusi. lantas bagaimana mengatasinya?
langkah kelima, setelah solusi berhasil dirancang secara bersama-sama maka langkah selanjutnya adalah memilih dan menetapkan pemimpin yang tepat dalam mengawal solusi ini sehingga dapat diterapkan secara baik dan benar. ibarat sebuah kereta dengan gerbong-gerbong solusi memerlukan lokomotif untuk mengantarkan solusi ini menuju ke tempat tujuan. pemimpin ini merupakan teladan, memiliki pengaruh, dan tegas sehingga tidak mudah digoyang secara politik, ekonomi, dan sosial. 
langkah kelima, merupakan langkah pendukung dalam pemberantasan korupsi yaitu sosialisasi massal melalui berbagai media massa. media massa tidak diragukan dalam kapasitasnya sebagai salah satu penggerak perubahan. disini sosialisasai dan pendidikan anti korupsi dapat diajarkan kepada generasi penerus secara lebih baik. selain pendidikan di tingkat sekolah, pemahaman terhadap korupsi dapat dikenalkan dan diinternalisasikan ke dalam individu melalui berbagai media alternatif seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain. pada akhirnya ada banyak pilihan untuk memunculkan ide-ide untuk memberantas korupsi atau untuk sekedar mengetahui bahwa kasus korupsi telah terjadi sehingga tidak perlu ragu untuk dilaporkan. pendidikan anti korupsi ini juga mengikutsertakan budaya malu yang mana sekarang ini sudah nampak pudar.
langkah keenam, transparansi dan menerima kritik serta saran untuk perbaikan yang berkesinambungan. tidak ada gading yang tak retak, lingkungan dan budaya masyarakat memiliki sifat dinamis dan berubah-ubah sehingga suatu sistem yang sudah usang dan tidak cocok akan sangat mungkin untuk diganti. tidak ada istilah sistem yang sudah sempurna. yang ada adalah perbaikan terus-menerus menuju kesempurnaan. 
semoga bermanfaat
(tulisan ini dibuat dalam upaya kampaye anti korupsi, berusaha untuk menyumbangkan solusi (ke-9.999.999,99), jadi mari katakan TIDAK pada KORUPSI!) 

Comments

Popular posts from this blog

Info Rekrutmen Admin Kantor Jasa Akuntan

The Beauty of Flower

Antara mimpi, kreatifitas dan takdir